DRONENEWS.ID, Serang – Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar Workshop Pembuatan Makanan Khas Daerah dengan tema “Makanan Lokal, Rasa Global” sebagai upaya melestarikan sekaligus mempromosikan kekayaan kuliner Nusantara.
Kegiatan ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk belajar langsung mengenalkan makanan khas daerah dengan cita rasa yang mampu bersaing di kancah internasional.
Acara ini diikuti oleh para pelaku UMKM kuliner, pegiat budaya, mahasiswa, serta komunitas pecinta kuliner dari berbagai daerah, Anggota DPR RI Komisi X membuka acara Workshop Pembuatan Makanan Khas Daerah pada Sabtu (16/08/2025).
Dalam sambutannya, Anggota Komisi X DPR RI, Furtasan Ali Yusuf menegaskan bahwa makanan tradisional bukan sekadar santapan, melainkan identitas bangsa yang perlu terus dijaga.
“Melalui workshop ini, kita ingin mengangkat cita rasa khas daerah agar bisa dikenal luas, bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional. Makanan lokal kita punya potensi menjadi duta budaya Indonesia,” ujarnya.
Ia menegaskan pentingnya, menjaga identitas kuliner nusantara sebagai bagian dari kekayaan budaya yang tak ternilai.
Menurutnya, di tengah arus globalisasi, makanan lokal harus dikembangkan tidak hanya sebagai warisan leluhur, tetapi juga sebagai peluang ekonomi kreatif yang bisa menembus pasar global.
“Kuliner lokal kita bukan hanya soal rasa, tetapi juga cerita dan nilai budaya”, ungkapnya.
Furtasan berharap kegiatan ini dapat memantik semangat generasi muda untuk melestarikan sekaligus mengembangkan kuliner daerahnya.
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting untuk mengangkat derajat makanan lokal ke pentas dunia.
Kemudian dalam kegiatan workshop narasumber Yania Febsi Ahli Gizi menghadirkan makanan khas masyarakat Banten yaitu sate bandeng.
Sate bandeng merupakan makanan khas Banten yang sudah melegenda sejak masa Kesultanan Banten.
“Bukan hanya terkenal dengan cita rasanya yang gurih, tetapi juga memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan”, ungkapnya.
Ia menjelaskan, “Dalam 100 gram ikan bandeng, terkandung sekitar 20 gram protein, 5 gram lemak sehat, serta berbagai mineral penting seperti fosfor, kalsium, dan zat besi”, jelasnya.
Dengan kekuatan rasa dan nilai budaya yang melekat, sate bandeng bukan sekadar kuliner, tetapi identitas Banten sebuah khasanah kearifan lokal yang patut dirawat, dirayakan, dan dikenalkan lebih luas.
“Sate bandeng ini sudah jadi identitas kuliner Banten. Rasanya gurih, legit, dan tidak merepotkan karena tanpa duri. Banyak wisatawan yang menjadikan sate bandeng sebagai oleh-oleh wajib,” ujar Yaniya.
Dengan tagline “Makanan Lokal, Rasa Global”, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa kuliner nusantara memiliki potensi besar untuk menjadi duta budaya Indonesia di mata dunia.